A.
Kedudukan Bimbingan Konseling di Sekolah
Bicara tentang pendidikan nasional atau
sekolah di negri ini, yang menjadi sorotan adalah masalah nilai atau kemampuan
kemampuan kognitif siswa, bangunan sekolah dan kesejahteraan guru. Jarang
sekali isu kepribadian siswa diungkit, apalagi peran guru Bimbingan dan
Konseling atau Konselor sekolah dalam pembentukan pribadi siswa.
Bimbingan Konseling seolah menjadi topik
yang tidak seksi untuk dibicarakan. Padahal, kalau merujuk kepada negara
yang pendidikannya maju, seperti Amerika Serikat, Singapura bahkan Malaysia,
peran guru BK sangat diperhatikan. Beberapa waktu lalu kaka tingkat saya yang
terpilih sebagai Duta Pendidikan dari UIN Sunan gunung Djati Bandung berangkat
ke Malaysia dan Singapura untuk mengikuti Seminar Kependidikan dan meneliti beberapa
sekolah disana bercerita, betapa berkembangnya ilmu BK di negri itu. Lalu
kenapa di Indonesia isu BK menjadi isu nomor 2, kalau diangkat bukan menjadi
isu nasional tetapi daerah. Gerakan yang terlihat malah dari daerah bukan,
bahkan dari sekolah-sekolah.
Isu BK yang tidak seksi ini
mengakibatkan sekolah-sekolah idak memiliki paradigma yang tunggal terhadap BK.
Di bawah ini saya mencoba membagi sokolah kedalam 4 kelompok, berkaitan dengan
BK:
Pertama,
sekolah yang sadar betul pentingnya BK untuk membangun karakter
siswa. Kesadaran ini memotong sekolah menata ke BK-an menjadi salah satu elemen
penting sekolah. Untuk membangun sistem ke BK-an ini mereka melakukan studi
banding, membangun fasilitas BK, memberika waktu masuk kelas untuk guru BK, melibatkan
tenaga BK dalam seluruh proses perkembagan siswa, menempatkan Bksebagai rekan
guru bukan hanya sebagai pelengkap, mengirim guru BK untuk mengikuti seminar.
Kedua, sekolah yang sadar akan kedudukan BK dalam pembentukan pribadi
siswa, tetapi tidak didukung oleh materi, tenaga dan yayasan (swasta) atau
pemerintah (negri). Keberadaan BK diisekolah ini antara ada dan tiada, hidup
segan mati tak mau. Disekolah katagori ini semua konsep ke BK-an hanya tinggal
dalam angan-angan. Untuk membangun memejem BK disekolah ini butuh tenaga ekstra
yang dilakukan harus berfariasi. Ada pendekatan pragmatis, ada pendekatan
srtuctural.
Ketiga, sekolah yang masih menerapkan menejement BK jadul, guru BK masih
dianggap sebagai polisi sekolah, hanya menangani orang yang bermasalah. Sekolah
ini cenderung tidak terbuka terhadap perkembangan ilmu BK dan tidak melihat
fungsi BK dalam pembentukan pribadi siswa. Guru BK masih ditempatkan sebagai
pelengkap dalam proses pendidikan anak, bukan sebagai rekan tenaga pengajar.
Bahkan ironisnya, yang menjadi guru BK bukan lulusan Bimbingan dan Konseling
Sekolah inti anti perubahan.
Keempat, sekolah yang belum memiliki menejemen BK. Penyebebnya, bisa
karenabelum ada tenaga atau tidak ada yang tahu sehinnga tidak ada yang memulai
atau bisa juga karena masalah pinansial atau bahkan menganggap tidak perlu.
Biasanya sekolah katagori ini terdapat di Kecamatan atau sekolah anak tidak
mampu.[1]
Para
peserta didik memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita
mereka. Sementara orang tua menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik
anak agar menjadi orang yang pintar, terampil, dan berakhlak mulia. Apa yang
diharapkan dari pendidikan untuk perkembangan peserta didik, setiap negara atau
bangsa memiliki orientasi dan tujuan yang relatif berbeda. Bagi kita bangsa
indonesia, kontribusipendidikan yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik
termaktub dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi
sebagai berikut:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka memerdekakan kehidupan bangsa, berjutuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut
mnunjukan karakter pribadi peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui
pendidikan. Klausul undang-undang ini memberikan implikasi imperatif terhadap
semua penyelenggaraan pendidikan, baik formal, non formal maupun informalagar
senantiasa mengorientasikan programnya untuk membengun karakter (character
building) peserta didik yang mempunyai ciri-ciri pribadi seperti tercantum
dalam tujuan tersebut.
Intinya
banyak sekali yang diharapkan oleh peserta didik dan orang tuanya dari hasil
pendidikannya disekolahnya itu untuk mandapatkan hasil yang maksimal, bukan
hanya dalam akademisinya semata akan tetapi akhlak yang baik atau perilaku
baikpun lebih diharapkan untuk pencapaian anak didik itu dari sekolahnya.
Tentunya untuk pencapaian itu semua Bimbingan dan Konselinglah yang akan
mempengaruhi ketercapaiannya itu. Oleh kerena itu harapannya semua sekolah di
Indonesia itu dapat menerapkan mejemen ke BK-an disekolahnya, sehingga mutu dan
kualitas pendidikan di Indonesia mampu menyaingi pendidikan sekolah-sekolah
yang pemdidikannya lebih maju seperti di luar negri itu.
B.
Ragam-Ragam Bimbingan
1.
Bimbingan Akademik
Bimbingan Akademik
adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih
program studi yang sesuai , dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan. Sebagian besar
perhatian waktu dan perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar
diisekolah. Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar akademik berarti sekali
bagi orang muda. Seandainya dia sendiri tidak mengambil pusing, paling sedikit
keluarganya akan merasa sangat perhatian. Seperti banyak segi hidup yang lain,
belajar disekolah pada zaman sekarang juga menjadi makin kompleks, baik dalam
hal pariasi jenis dan jenjang. Kebanyakan program studi maupun dalam hal materi
yang harus dipelajari. Kekeliruan dalam memilih program studi ditingkat
pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi dapat membawa akibat fatal bagi
kehidupan seseorang. Prosedur belajar yang salah mengakibatkan bahwa materi
program studi terpilih tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti
program studi lanjut akan timbul kesulitan.
Suatu program
bimbingan dibidang belajar akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a.
Orientasi
siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional , isi kurikulum
pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan
penyesuaian diri dengan corak pendidikan.
b.
Penyadaran
kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti
pelajaran disekolah dan selama belajar dirumah.
c.
Bantuan
dalam memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka kegiatan non-akademik
yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan ditingkat
pendidikan yang lebh tinggi.
d.
Bantuan
dalam hal mengenai beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyususn
dan menaati jadwal belajar dirumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan,
kurang dapat berkonsentrasi dll.
e.
Bantuan
dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan
belajar kelompok, supaya berjalan efektif dan efesien.
2.
Bimbingan Karier
Bimbingan karier merupakan kegiatan
bimbingan yang secara khusus ditujukan untuk membantu peserta didik agar dapat
membuat pilihan dan keputusan karier secara tepat. Dalam model pengembangan
diri. Yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2007),
dikemukakan bahwa bimbingan karier-disebut pengembangan karier-merupakan suatu
bidang pelayanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik memahami dan
menilai informasi serta memilih dan membuat keputusan karier.
Menurut Nurhasan (2003), bimbingan
karier merupakan pelayanan bibimbingan untuk memahami peserta didik mengenal
dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depan sesuai
harapannya dan pada akhirnya, individu dapat mewujudkan dirinya secara bermakna.
Menurut Winkel & Hastuti (2004), bimbingan karier adalah bimbinganyang
ditunjuka untuk membantu peserta didik mempersiapkan dirinya menghadapi dunia
kerja, memilih pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku pekerjaan yang dipilih, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan
dari pekerjaan yang dipilih.
Bimbingan karier disekolah tentu saja
lebih banyak berkenaan dengan upaya membantu peserta didik mengenali diri dalam
arti potensi dan karakteristik pribadi dan berbagai macam pekerjaan yang ada
dimasyarakat saat ini beserta dengan kecakapan yang dipersyaratkan untuk dapat
melaksanakan jenis-jenis pekerjaan tersebut dengan berhasil.
3.
Bimbingan Pribadi
Bimbingan pribadi
merupakan komponen pelayanan bimbingan yang secara khusus dirancang untuk
membantu individu menangani atau memecahkan masalah-masalah pribadi. Dalam
konteks ini, yang termasuk masalah pribadi adalah rasa kurang percaya diri,
rasa cemas, depresi, frustasi, tertekan, memiliki rasa malu berlebihan,
memiliki dorongan agresif yang kuat, kurang dapat berkonsentrasi, perasaan
malas dan tidak bergairah untuk belajar dan beraktivitas, mengalami gangguan
tidur, tidak dapat menemukan aktivitas untuk menyalurkan bakat, minat serta
hobi. Dalam model pengembangan diri
yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2007), dikemukakan
bahwa bimbingan pribadi-merupakan bidang pelayanan bimbingan yang dirancang
untuk membantu peserta didik memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan
kecakapan, bakat dan minat serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistis
4.
Bimbingan Sosial
Bimbingan sosial
adalah suatu bentuk pelayanan bimbingan yang diarahkan untuk membantu peserta
didik menangani berbagai permasalahan sosial atau masalah yang muncul dalam
hubungannya dengan orang lain. Berbagai bentuk permasalahan social anatara lain
menarik diri, terkucil, atau tidak punya teman, sering cekcok dengan teman atau
orang lain, tidak dapat berteman atau bergaul dengan orang lain, tidak dapat
menerima hak-hak orang lain dan sebagainya. Dalam model pengembangan diri yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum
Balitbang Depdiknas (2007), dikemukakan bahwa bimbingan social –disebut
kemampuan pengembangan sosial, yang sehat dan efektif dengan teman sebaya,
anggota keluarga, dan warga lingkungan social yang lebih luas. Berkaitan dengan
ini pendidikan budi pekerti dapat menjadi bagian dari program bimbingan social
peserta didik. Bimbingan social diberikan dengan cara menciptakan lingkungan
yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, dan keterampilan-keterampilan
social yang baik.
5.
Bimbingan Keluarga
Bimbingan keluarga merupakan upaya
pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar
mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri
secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma
keluarga, serta berperan /berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan
keluarga yang bahagia.
Bimbingan keluarga juga membantu
individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai
anggota keluarga sehingga individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga.
Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan
teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia.
C.
Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan
sekolah, rumah tangga (keluarga) maupun masyarakat pada umumnya. Uraian di
bawah ini membicarakan peranan bimbingan dan konseling pada masing-masing ruang
lingkup kerja tersebut.
1.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Sekolah merupakan lembaga formal yang
secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat.
Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang
pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan perananan yang khusus
a.
Keterikan
antara Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling dan Bidang Bidang Lainya
Dalam proses pendidikan, khususnya di
sekolah, Mortensen dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas
atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya sedar ada
apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam
proses perkembangannya, dalam hal ini terdapat tiga bidang pelayanan
pendidikan,yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, Bidang administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
·
Bidang
kurikulum dan semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran,
yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan
kemampuan berkomunikasi peserta didik
·
Bidang
administrasi atau kepemimpinan yaitu, bidang yang meliputi berbagai fungsi
berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta
bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan sekolah, seperti perencanaan, dan
pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.
·
Bidang
kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi d
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual
masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan
bakat, potensi, dan minat minatnya, serta tahap tahap
perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan
konseling.
b.
Tanggung
Jawab Konselor Sekolah
Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang
pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang
mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan
bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.Dalam melaksanakan
tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi"pelayan" bagi
pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya
kebutuhan dan terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan
masing-masing peserta didik sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam
kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya berhubungan dengan
peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga
dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian
tujuan itu, yaitu sejawat (sama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya),
orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Kepada mereka itulah konselor menjadi
pelayan dan tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan,
dedikasi,dan keprofesionalan
·
Tanggung
jawab konselor kepada siswa
·
Tanggung
jawab kepada orang tua
·
Tanggung
jawab kepada sejawat
·
Tanggung
jawab kepada sekolah dan masyarakat
·
Tanggung
jawab kepada diri sendiri
·
Tanggung
jawab kepada profesi
2.
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
Warga
masyarakat yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling ternyata tidak
hanya mereka yang berada di lingkungan sekolah atau pendidikan formal saja.
Warga masyarakat di luar sekolah pun banyak yang mengalami masalah yang perlu
dituntaskan, dan kalau mungkin timbulnya
masalah-masalah itu justru dapat dicegah.
a.
Bimbingan
dan Konseling Keluarga
Keluarga merupaka satuan persekutuan
hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Di
dalam keluargalah setiap masyarakat memulai kehidupannya dan di dalam
keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat. Lebih
jauh, mutu kehidupan di dalam hidupan di dalam masyarakat dan mutu masyarakat
itu Sendiri sebagian terbesar ditentukan ditentukan oleh mutu keluarga-keluarga
yang mendukung kehidupan bermasyarakat itu.
b.
Bimbingan
dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
Pelayanan bimbingan dan konseling yang
menjangkau daerah kerja yang lebih luas itu perlu diselenggarakan oleh konselor
yang bersifat multi dimensional (Chiles & Eiken, 1983), yaitu yang mampu
bekerja sama selain dengan guru, administrator, dan orangtua, juga dengan
berbagai komponen dan lembaga masyarakat secara lebih luas. Konselor seperti
itu bekerja
dengan masalah-masalah personal, emosional, sosial, pendidikan, dan pekerjaan,
yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah dan menunjang perkembangan
individu anggota masyarakat. Konsep profesional yang multidimensional itu akan
lebih banyak berperanan sebagai pelatih dan supervisor, di samping
penyelenggaraan layanan dan kegiatan tradisional bimbingan dan konseling,bagi
kaum muda dan anggota masyarakat lainnya.
D.
Jenis Pelayanan Pada Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi
Layanan orientasi adalah layanan
bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang
terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
2.
Layanan
Informasi
Layanan informasi adalah bermaksud
memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang
berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau
menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3.
Layanan
Penempatan dan Penyaluran
Layanan penempatan dan penyaluran adalah
individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak
sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan
baik.
4.
Layanan
Bimbingan Belajar
Layanan bimbingan belajar adalah salah
satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
5.
Layanan
Konseling Perorangan
Layanan konseling perorangan adalah
sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan
klien.
6.
Layanan
Bimbingan Konseling Kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang
diberikan kepada sekelompok siswa baik ada masalah ataupun tidak ada masalah.
7.
Layanan
Pengumpulan Data
Layanan pengumpulan data adalah semua
data tentang individu beserta latar belakangnya dihimpun dan di dokumentasikan.
8.
Layanan
Leveral
Layanan leveral adalah layanan untuk
melimpahkan masalah yang dihadapi individu kepada pihak lain yang lebih mampu
dan berwenang, apabila masalah yang ditangani pembimbing di luar kemampuan dan
kewenangan personal pemberi bantuan yang ada.
9.
Layanan
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Layanan evaluasi dan tindak lanjut
adalah untuk menilai pelaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan yang
diberikan, diadakan evaluasi.[2]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, maka penulisn
menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Bicara
mengenai pendidikan didunia, tidak terlepas dari bimbingan dan konseling karena
dikalamnya menangani berbagai persoalan kognitif, afektif dan psikomotor siswa
2.
Raam-ragam
bimbinga dan konseling adalah:
·
Bimbingan
akademik
·
Bimbingan
karier
·
Bimbingan
pribadi
·
Bimbingan
sosial
·
Bimbinagn
keluarga
3.
Ruang
lingkup bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua. Pertama, pelayanan
bimbingan konseling disekolah, yaitu lembaga formal yang sengaja dientuk khusus
untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Kedua, pelayanan
bimbinag dan konseling diluar sekolah, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling
di dalam masyarakat.
4.
Jenis-jenis
layanan pada layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut:
·
Layanan
orientasi
·
Layanan
informasi
·
Layanan
penempatan dan penyaluran
·
Layanan
bimbingan belajar
·
Layanan
bimbingan perorangan
·
Layanan
konseling perorangan
·
Layanan
bimbingan konseling kelompok
·
Layanan
pengumpulan data
·
Layanan
leveral
·
Layanan
evaluasi dan tindak lanjut
Betway Casino Site - LuckyClub
BalasHapusSign up and enjoy the most popular online casino games right here at Luckyclub. Experience a thrilling and rewarding experience.Casino Games · Sign up 카지노사이트luckclub · Slots · Promotions