Rabu, 31 Mei 2017

Hakikat Bimbingan dan Konseling

A.    Kedudukan Bimbingan Konseling di Sekolah
       Bicara tentang pendidikan nasional atau sekolah di negri ini, yang menjadi sorotan adalah masalah nilai atau kemampuan kemampuan kognitif siswa, bangunan sekolah dan kesejahteraan guru. Jarang sekali isu kepribadian siswa diungkit, apalagi peran guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor sekolah dalam pembentukan pribadi siswa.
       Bimbingan Konseling seolah menjadi topik yang tidak seksi untuk dibicarakan. Padahal, kalau merujuk kepada negara yang pendidikannya maju, seperti Amerika Serikat, Singapura bahkan Malaysia, peran guru BK sangat diperhatikan. Beberapa waktu lalu kaka tingkat saya yang terpilih sebagai Duta Pendidikan dari UIN Sunan gunung Djati Bandung berangkat ke Malaysia dan Singapura untuk mengikuti Seminar Kependidikan dan meneliti beberapa sekolah disana bercerita, betapa berkembangnya ilmu BK di negri itu. Lalu kenapa di Indonesia isu BK menjadi isu nomor 2, kalau diangkat bukan menjadi isu nasional tetapi daerah. Gerakan yang terlihat malah dari daerah bukan, bahkan dari sekolah-sekolah.
       Isu BK yang tidak seksi ini mengakibatkan sekolah-sekolah idak memiliki paradigma yang tunggal terhadap BK. Di bawah ini saya mencoba membagi sokolah kedalam 4 kelompok, berkaitan dengan BK:
Pertama, sekolah yang sadar betul pentingnya BK untuk membangun karakter siswa. Kesadaran ini memotong sekolah menata ke BK-an menjadi salah satu elemen penting sekolah. Untuk membangun sistem ke BK-an ini mereka melakukan studi banding, membangun fasilitas BK, memberika waktu masuk kelas untuk guru BK, melibatkan tenaga BK dalam seluruh proses perkembagan siswa, menempatkan Bksebagai rekan guru bukan hanya sebagai pelengkap, mengirim guru BK untuk mengikuti seminar.
Kedua, sekolah yang sadar akan kedudukan BK dalam pembentukan pribadi siswa, tetapi tidak didukung oleh materi, tenaga dan yayasan (swasta) atau pemerintah (negri). Keberadaan BK diisekolah ini antara ada dan tiada, hidup segan mati tak mau. Disekolah katagori ini semua konsep ke BK-an hanya tinggal dalam angan-angan. Untuk membangun memejem BK disekolah ini butuh tenaga ekstra yang dilakukan harus berfariasi. Ada pendekatan pragmatis, ada pendekatan srtuctural.
Ketiga, sekolah yang masih menerapkan menejement BK jadul, guru BK masih dianggap sebagai polisi sekolah, hanya menangani orang yang bermasalah. Sekolah ini cenderung tidak terbuka terhadap perkembangan ilmu BK dan tidak melihat fungsi BK dalam pembentukan pribadi siswa. Guru BK masih ditempatkan sebagai pelengkap dalam proses pendidikan anak, bukan sebagai rekan tenaga pengajar. Bahkan ironisnya, yang menjadi guru BK bukan lulusan Bimbingan dan Konseling Sekolah inti anti perubahan.
Keempat, sekolah yang belum memiliki menejemen BK. Penyebebnya, bisa karenabelum ada tenaga atau tidak ada yang tahu sehinnga tidak ada yang memulai atau bisa juga karena masalah pinansial atau bahkan menganggap tidak perlu. Biasanya sekolah katagori ini terdapat di Kecamatan atau sekolah anak tidak mampu.[1]
Para peserta didik memandang sekolah sebagai lembaga yang dapat mewujudkan cita-cita mereka. Sementara orang tua menaruh harapan kepada sekolah untuk dapat mendidik anak agar menjadi orang yang pintar, terampil, dan berakhlak mulia. Apa yang diharapkan dari pendidikan untuk perkembangan peserta didik, setiap negara atau bangsa memiliki orientasi dan tujuan yang relatif berbeda. Bagi kita bangsa indonesia, kontribusipendidikan yang diharapkan bagi perkembangan peserta didik termaktub dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Bab II pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:
       Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka memerdekakan kehidupan bangsa, berjutuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
       Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut mnunjukan karakter pribadi peserta didik yang diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Klausul undang-undang ini memberikan implikasi imperatif terhadap semua penyelenggaraan pendidikan, baik formal, non formal maupun informalagar senantiasa mengorientasikan programnya untuk membengun karakter (character building) peserta didik yang mempunyai ciri-ciri pribadi seperti tercantum dalam tujuan tersebut.
Intinya banyak sekali yang diharapkan oleh peserta didik dan orang tuanya dari hasil pendidikannya disekolahnya itu untuk mandapatkan hasil yang maksimal, bukan hanya dalam akademisinya semata akan tetapi akhlak yang baik atau perilaku baikpun lebih diharapkan untuk pencapaian anak didik itu dari sekolahnya. Tentunya untuk pencapaian itu semua Bimbingan dan Konselinglah yang akan mempengaruhi ketercapaiannya itu. Oleh kerena itu harapannya semua sekolah di Indonesia itu dapat menerapkan mejemen ke BK-an disekolahnya, sehingga mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia mampu menyaingi pendidikan sekolah-sekolah yang pemdidikannya lebih maju seperti di luar negri itu.
B.     Ragam-Ragam Bimbingan
1.      Bimbingan Akademik
       Bimbingan Akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai , dan dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu institusi pendidikan. Sebagian besar perhatian waktu dan perhatian orang muda tercurahkan pada kepentingan belajar diisekolah. Keberhasilan atau kegagalan dalam belajar akademik berarti sekali bagi orang muda. Seandainya dia sendiri tidak mengambil pusing, paling sedikit keluarganya akan merasa sangat perhatian. Seperti banyak segi hidup yang lain, belajar disekolah pada zaman sekarang juga menjadi makin kompleks, baik dalam hal pariasi jenis dan jenjang. Kebanyakan program studi maupun dalam hal materi yang harus dipelajari. Kekeliruan dalam memilih program studi ditingkat pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi dapat membawa akibat fatal bagi kehidupan seseorang. Prosedur belajar yang salah mengakibatkan bahwa materi program studi terpilih tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti program studi lanjut akan timbul kesulitan.
       Suatu program bimbingan dibidang belajar akademik akan memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a.    Orientasi siswa dan mahasiswa baru tentang tujuan institusional , isi kurikulum pengajaran, struktur organisasi sekolah, prosedur belajar yang tepat, dan penyesuaian diri dengan corak pendidikan.
b.    Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran disekolah dan selama belajar dirumah.
c.    Bantuan dalam memilih program studi yang sesuai, memilih beraneka kegiatan non-akademik yang menunjang usaha belajar, dan memilih program studi lanjutan ditingkat pendidikan yang lebh tinggi.
d.   Bantuan dalam hal mengenai beraneka kesulitan belajar, seperti kurang mampu menyususn dan menaati jadwal belajar dirumah, kurang siap menghadapi ujian dan ulangan, kurang dapat berkonsentrasi dll.
e.    Bantuan dalam hal membentuk berbagai kelompok belajar dan mengatur seluruh kegiatan belajar kelompok, supaya berjalan efektif dan efesien.
2.      Bimbingan Karier
       Bimbingan karier merupakan kegiatan bimbingan yang secara khusus ditujukan untuk membantu peserta didik agar dapat membuat pilihan dan keputusan karier secara tepat. Dalam model pengembangan diri. Yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2007), dikemukakan bahwa bimbingan karier-disebut pengembangan karier-merupakan suatu bidang pelayanan yang ditujukan untuk membantu peserta didik memahami dan menilai informasi serta memilih dan membuat keputusan karier.
       Menurut Nurhasan (2003), bimbingan karier merupakan pelayanan bibimbingan untuk memahami peserta didik mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, dan mengembangkan masa depan sesuai harapannya dan pada akhirnya, individu dapat mewujudkan dirinya secara bermakna. Menurut Winkel & Hastuti (2004), bimbingan karier adalah bimbinganyang ditunjuka untuk membantu peserta didik mempersiapkan dirinya menghadapi dunia kerja, memilih pekerjaan atau profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku pekerjaan yang dipilih, dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari pekerjaan yang dipilih.
       Bimbingan karier disekolah tentu saja lebih banyak berkenaan dengan upaya membantu peserta didik mengenali diri dalam arti potensi dan karakteristik pribadi dan berbagai macam pekerjaan yang ada dimasyarakat saat ini beserta dengan kecakapan yang dipersyaratkan untuk dapat melaksanakan jenis-jenis pekerjaan tersebut dengan berhasil.
3.      Bimbingan Pribadi
       Bimbingan pribadi merupakan komponen pelayanan bimbingan yang secara khusus dirancang untuk membantu individu menangani atau memecahkan masalah-masalah pribadi. Dalam konteks ini, yang termasuk masalah pribadi adalah rasa kurang percaya diri, rasa cemas, depresi, frustasi, tertekan, memiliki rasa malu berlebihan, memiliki dorongan agresif yang kuat, kurang dapat berkonsentrasi, perasaan malas dan tidak bergairah untuk belajar dan beraktivitas, mengalami gangguan tidur, tidak dapat menemukan aktivitas untuk menyalurkan bakat, minat serta hobi. Dalam model pengembangan diri yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2007), dikemukakan bahwa bimbingan pribadi-merupakan bidang pelayanan bimbingan yang dirancang untuk membantu peserta didik memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistis
4.      Bimbingan Sosial
       Bimbingan sosial adalah suatu bentuk pelayanan bimbingan yang diarahkan untuk membantu peserta didik menangani berbagai permasalahan sosial atau masalah yang muncul dalam hubungannya dengan orang lain. Berbagai bentuk permasalahan social anatara lain menarik diri, terkucil, atau tidak punya teman, sering cekcok dengan teman atau orang lain, tidak dapat berteman atau bergaul dengan orang lain, tidak dapat menerima hak-hak orang lain dan sebagainya. Dalam model pengembangan diri yang dikeluarkan oleh pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2007), dikemukakan bahwa bimbingan social –disebut kemampuan pengembangan sosial, yang sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan social yang lebih luas. Berkaitan dengan ini pendidikan budi pekerti dapat menjadi bagian dari program bimbingan social peserta didik. Bimbingan social diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, dan keterampilan-keterampilan social yang baik.
5.      Bimbingan Keluarga
       Bimbingan keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai pemimpin/anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan keluarga yang utuh dan harmonis, memberdayakan diri secara produktif, dapat menciptakan dan menyesuaikan diri dengan norma keluarga, serta berperan /berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
       Bimbingan keluarga juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menghadapi kehidupan berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis dan bahagia. 
C.    Ruang Lingkup Pelayanan Bimbingan dan Konseling
       Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga) maupun masyarakat pada umumnya. Uraian di bawah ini membicarakan peranan bimbingan dan konseling pada masing-masing ruang lingkup kerja tersebut.
1.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah
       Sekolah merupakan lembaga formal yang secara khusus dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan bagi warga masyarakat. Dalam kelembagaan sekolah terdapat sejumlah bidang kegiatan dan bidang pelayanan bimbingan dan konseling mempunyai kedudukan dan perananan yang khusus
a.       Keterikan antara Bidang Pelayanan Bimbingan Konseling dan Bidang Bidang Lainya
       Dalam proses pendidikan, khususnya di sekolah, Mortensen dan schmuller (1976) mengemukakan adanya bidang-bidang tugas atau pelayanan yang saling terkait. Bidang-bidang tersebut hendaknya sedar ada apabila diinginkan agar pendidikan di sekolah dapat berjalan dengan sebaik-baiknya untuk memenuhi secara optimal kebutuhan peserta didik dalam proses perkembangannya, dalam hal ini terdapat tiga bidang pelayanan pendidikan,yaitu bidang kurikulum dan pengajaran, Bidang  administrasi dan kepemimpinan dan kesiswaan:
·         Bidang kurikulum dan semua bentuk pengembangan kurikulum dan pelaksanaan pengajaran, yaitu penyampaian dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, sikap dan kemampuan berkomunikasi peserta didik
·         Bidang administrasi atau kepemimpinan yaitu, bidang yang meliputi berbagai fungsi
berkenaan dengan tanggung jawab dan pengambilan kebijaksanaan serta bentuk-bentuk kegiatan pengelolaan dan sekolah, seperti perencanaan, dan pengembangan staf, prasarana dan sarana fisik, dan pengawasan.
·         Bidang kesiswaan, yaitu bidang yang meliputi berbagai fungsi d
kegiatan yang mengacu kepada pelayanan kesiswaan secara individual
masing-masing peserta didik itu dapat berkembang sesuai dengan
bakat, potensi, dan minat minatnya, serta tahap tahap perkembangannya. Bidang ini dikenal sebagai bidang pelayanan bimbingan dan konseling.
b.   Tanggung Jawab Konselor Sekolah
       Tenaga inti (dan ahli) dalam bidang pelayanan bimbingan dan konseling ialah konselor. Konselor inilah yang mengendalikan dan sekaligus melaksanakan berbagai layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang menjadi tanggung jawabnya.Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya itu konselor menjadi"pelayan" bagi pencapaian tujuan pendidikan secara menyeluruh, khususnya bagi terpenuhinya kebutuhan dan terpenuhinya kebutuhan dan tercapainya tujuan-tujuan perkembangan masing-masing peserta didik sebagaimana telah disebutkan di atas. Dalam kaitannya dengan tujuan yang luas itu, konselor tidak hanya berhubungan dengan peserta didik atau siswa saja (sebagai sasaran utama layanan), melainkan juga dengan berbagai pihak yang dapat secara bersama-sama menunjang pencapaian tujuan itu, yaitu sejawat (sama konselor, guru, dan personal sekolah lainnya), orang tua, dan masyarakat pada umumnya. Kepada mereka itulah konselor menjadi pelayan dan tanggung jawab dalam arti yang penuh dengan kehormatan, dedikasi,dan keprofesionalan
·         Tanggung jawab konselor kepada siswa
·         Tanggung jawab kepada orang tua
·         Tanggung jawab kepada sejawat
·         Tanggung jawab kepada sekolah dan masyarakat
·         Tanggung jawab kepada diri sendiri
·         Tanggung jawab kepada profesi
2.      Pelayanan Bimbingan dan Konseling di Luar Sekolah
Warga masyarakat yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling ternyata tidak hanya mereka yang berada di lingkungan sekolah atau pendidikan formal saja. Warga masyarakat di luar sekolah pun banyak yang mengalami masalah yang perlu dituntaskan, dan kalau mungkin timbulnya  masalah-masalah itu justru dapat dicegah.
a.       Bimbingan dan Konseling Keluarga
       Keluarga merupaka satuan persekutuan hidup yang paling mendasar dan merupakan pangkal kehidupan bermasyarakat. Di dalam keluargalah setiap masyarakat memulai kehidupannya dan di dalam keluargalah setiap individu dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat. Lebih jauh, mutu kehidupan di dalam hidupan di dalam masyarakat dan mutu masyarakat itu Sendiri sebagian terbesar ditentukan ditentukan oleh mutu keluarga-keluarga yang mendukung kehidupan bermasyarakat itu.
b.      Bimbingan dan Konseling dalam Lingkungan yang Lebih Luas
       Pelayanan bimbingan dan konseling yang menjangkau daerah kerja yang lebih luas itu perlu diselenggarakan oleh konselor yang bersifat multi dimensional (Chiles & Eiken, 1983), yaitu yang mampu bekerja sama selain dengan guru, administrator, dan orangtua, juga dengan berbagai komponen dan lembaga masyarakat secara lebih luas. Konselor seperti
itu bekerja dengan masalah-masalah personal, emosional, sosial, pendidikan, dan pekerjaan, yang kesemuanya itu untuk mencegah timbulnya masalah dan menunjang perkembangan individu anggota masyarakat. Konsep profesional yang multidimensional itu akan lebih banyak berperanan sebagai pelatih dan supervisor, di samping penyelenggaraan layanan dan kegiatan tradisional bimbingan dan konseling,bagi kaum muda dan anggota masyarakat lainnya.
D.    Jenis Pelayanan Pada Bimbingan dan Konseling
1.      Layanan Orientasi
       Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
2.      Layanan Informasi
       Layanan informasi adalah bermaksud memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalani suatu tugas atau kegiatan, atau menentukan arah suatu tujuan atau rencana yang dikehendaki.
3.      Layanan Penempatan dan Penyaluran
       Layanan penempatan dan penyaluran adalah individu sering mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan, sehingga tidak sedikit individu yang bakat, kemampuan minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan baik.
4.      Layanan Bimbingan Belajar
       Layanan bimbingan belajar adalah salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan di sekolah.
5.      Layanan Konseling Perorangan
       Layanan konseling perorangan adalah sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan klien.
6.      Layanan Bimbingan Konseling Kelompok
       Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan kepada sekelompok siswa baik ada masalah ataupun tidak ada masalah.
7.      Layanan Pengumpulan Data
       Layanan pengumpulan data adalah semua data tentang individu beserta latar belakangnya dihimpun dan di dokumentasikan.
8.      Layanan Leveral
       Layanan leveral adalah layanan untuk melimpahkan masalah yang dihadapi individu kepada pihak lain yang lebih mampu dan berwenang, apabila masalah yang ditangani pembimbing di luar kemampuan dan kewenangan personal pemberi bantuan yang ada.
9.      Layanan Evaluasi dan Tindak Lanjut
       Layanan evaluasi dan tindak lanjut adalah untuk menilai pelaksanaan dan keberhasilan layanan bimbingan yang diberikan, diadakan evaluasi.[2]   

   
 







BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
       Dari pembahasan diatas, maka penulisn menarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Bicara mengenai pendidikan didunia, tidak terlepas dari bimbingan dan konseling karena dikalamnya menangani berbagai persoalan kognitif, afektif dan psikomotor siswa
2.      Raam-ragam bimbinga dan konseling adalah:
·         Bimbingan akademik
·         Bimbingan karier
·         Bimbingan pribadi
·         Bimbingan sosial
·         Bimbinagn keluarga
3.      Ruang lingkup bimbingan dan konseling dibagi menjadi dua. Pertama, pelayanan bimbingan konseling disekolah, yaitu lembaga formal yang sengaja dientuk khusus untuk menyelenggarakan pendidikan bagi masyarakat. Kedua, pelayanan bimbinag dan konseling diluar sekolah, yaitu pelayanan bimbingan dan konseling di dalam masyarakat.
4.      Jenis-jenis layanan pada layanan bimbingan dan konseling sebagai berikut:
·         Layanan orientasi
·         Layanan informasi
·         Layanan penempatan dan penyaluran
·         Layanan bimbingan belajar
·         Layanan bimbingan perorangan
·         Layanan konseling perorangan
·         Layanan bimbingan konseling kelompok
·         Layanan pengumpulan data
·         Layanan leveral
·         Layanan evaluasi dan tindak lanjut



[1] http://www.kompasiana.com/mydonalkelanayahoocoid/kedudukan-bimbingan-dan-konseling-di-sekolah_54ff116da33311f34150f8a0
[2] Dr. Acmad Juntika Nurihsan, M.Pd. (2009).  Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: PT Refika Aditam.  Hal. 19-20

1 komentar:

  1. Betway Casino Site - LuckyClub
    Sign up and enjoy the most popular online casino games right here at Luckyclub. Experience a thrilling and rewarding experience.‎Casino Games · ‎Sign up 카지노사이트luckclub · ‎Slots · ‎Promotions

    BalasHapus